Sabtu, 27 Agustus 2016

NAMANYA DHILAH, GADIS HANTU YANG BERDISKUSI (Menakar malam pada sarkasnya hidup di Makassar)

Pantai Losari, siapa yang tidak kenal dengan namanya. Inilah destinasi wisata yang menjadi salah satu ikon kota Makassar. Di sinilah secuil cerita saya dimulai ketika saya berada di tempat ini, bersandar di pagar besi menghadap kelaut menikmati hembusan angin malam pantai yang sepoi sepoi membuat suasana hati menjadi tenang dan membuat perasaan jadi rileks semua beban yang ada jadi terlupakan sejenak di tambah lagi dengan keindahan langit yang cerah dihiasi bintang bintang yang kerlap kerlip, sungguh indah ciptaan tuhan kataku dalam hati. Kekagumanku terpecah ketika, tiba tiba seseorang menghampri kesendirianku. Ia seorang perempuan berkulit putih, rambut yang lurus dan lumayan panjang dengan warna yang menurutku sudah diberi pirang merah namun tidak begitu tebal, tingginya perkiraan kurang lebih 167 cm tatapnya yang manja menyadarkanku dari lamunanku dan menyapaku dengan kata “hai” sapanya dengan ramah seolah kita sudah lama kenal namun aku belum pernah melihat dia sebelumnya, “hai juga” sapaku dengan agak gugup dan senyum kebingungan. “kok sendiri pacarnya mana.?” Tanyanya dengan akrab sembari memegang besi dan menghadap kelaut, sepertiku, “pacarku baru saja saya lempar kelaut, karena takut akan terlalu cemas merinduinya setiap hari” jawabku dengan nada datar, sambil senyum-senyum cuek. Ia pun tertawa terbahak-bahak hingga orang sekeliling mengarahkan pandangan padanya, "Ssst.. Perempuan anggun itu ketawanya halus" seketika ia menutup mulutnya dengan handphone, namun tatapku masih pada bulan yang bergoyang dilaut, sambil menyalakan rokok surya yang dari tadi kupegangi. "Saya juga sebenarnya sudah lama mati, semenjak saya disini setelah orang tuaku bercerai" ucapnya sendu. Kami pun ngobrol panjang lebar tentang banyak hal mulai dari tempat tinggal, pekerjaan bahkan sampai hal yang pribadi layaknya kami sudah lama kenal, maklumlah bisa di bilang aku ini orangnya pandai bergaul dan sedikit memiliki bakat wartawan. Jadi cepat akrab sama orang baru.

Dari percakapan kami, saya ketahui umurnya 22 tahun, asalnya bukan dari kota Makassar tapi dari daerah lain yang jaraknya cukup jauh dari kota Makassar dan datang ke sini untuk bekerja, katanya sih dia bekerja di tempat karaoke yang tidak jauh dari tempat ini, Karena sedang off jadwal, jadi dia kesini untuk menghilangkan suntuk katanya. Sambil berdiri menghadap laut, kami terus ngobrol tiba tiba dia membersihkan bajuku yang berwarna putih dari abu rokok yang menempel. Akupun kaget tapi tidak mengelak “kenapa ga’ boleh yha..?” “beleh kok kak, kaget saja kitakan baru kenal” kataku. Kami pun melakukan percakapaan yang agak panjang,

Me: kerjanya ditempat karaoke apaan kak?
She: Hm.. Nemenin pengunjung.
Me: Cuma nemenin?
She: Iya, kenapa?
Me: Ah... kakak bohong, saya bisa tau ki' kalau orang bohong.
She: Iyya deh saya ngaku tapi apapun pekerjaanku, saya harap kamu tetap mau berteman dengan saya, balasnya dengan senyum.
Me: (dengan senyum) Iyya saya tetap mau berteman dengan kakak. Andaikan saya memilih milih teman dari awal saya sudah cuekin kakak soalnya dari pertama saya melihat kakak saya sudah tau tentang hidup kakak sebagai contoh walaupun kita baru kenal saya sudah bisa tau kalau kakak itu suka sama warna merah kan!
She: wah..tau dari mana..? Sandro yah? perasaan saya belum pernah bilang sama kamu tentang hal itu.
Me: tau dari kamar kakak, di kamar kakak banyak benda warna merah baju baju kakak juga banyak yang warna merah di lemari.
She : bisanya itu kita tau padahal baruki kenal (keluar logat makassarnya).
Me: itulah saya, kakak lahir Februari kan..!
She: bagai mana bisa kita tau kalau masalah warna kesukaan bisa saja kita tebak, tapi bulan lahirku kenapa bisa kita tau.?
Me: yah..itulah saya, saya bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat dan  mengetahui apa yang orang lain belum bisa ketahui. Apa sih yang ga’ mungkin jika tuhan berkehendak.
(Raut mukanya pun berubah seperti orang yang terkagum kagum, padahal saya kan cuma membaca kecendrungan auranya dari ilmu yang psikologi yang siqmud freud ajarkan dalam bukunya plus ilmu sotta intelegensia, menebak yang cerdas).

“yah..! terkadang kita merasa dunia ini kejam pada kita, terkadang kita merasa tuhan tidak adil pada kita tapi sesungguhnya itu semua tidak benar, dunia tidak pernah kejam dan tuhan juga selalu berlaku adil pada hambanya, hanya saja jalan menuju hidup bahagia setiap orang itu berbeda beda. Nah di sinilah kita terkadang salah jalan dan akhirnya kita tersesat dan terperangkat dijalan yang kita pilih tadi, akhirnya dijalan ini kita terperangkap labirin hidup yang penuh liku liku dan kita akan tetap berada di tempat itu selamanya jika kita tidak menginginkan dan berusaha kembali kejalan yang benar sampai akhirnya penyesalan di dunia menghantui sampai ajal menjemput  dan diakhirat kelak penyesalan terbesar akan kita rasakan saat siksaan yang trrtuliskan pada kita suci yang tiada akhir kita rasakan". Kataku padanya menjelaskan panjang lebar karena bakat penceramahku bangkit hehehe.. Diapun tertunduk dengan wajah sedih dan ketakutan badannya seperti lemas, jujur baru kali ini ada wanita yang mau mendengarkan kata kata ceramah dariku sampai seperti itu, sangat larut dalam menatap bibirku. Aku pun melanjutkan dengan hati dan penuh semangat

“tapi kita tidak boleh menyerah karena kita tetap akan seperti ini jika kita pasrah dan tidak ada niat untuk berubah berarti kalau kita mau berubah dan berusaha untuk berubah pasti bisa karena tuhan tidak akan tinggal diam melihat hambanya yang ingin berubah dan kembali kepada jalan yang benar  pasti tuhan memberikan pertolongan dan kemudahan, yakinkan itu..! orang baik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa tapi orang yang bertaubat akan dosanya dialah yang terbaik jadi kenapa kita tidak memulai langkah untuk kembali kekebenaran”.

Setelah selesai dengan pidatoku. Saya pun diam, sejenak, suasana jadi hening, “hey kenapa menghayal.? Sudahlah jangan terlalu di fikirkan tetap semangat yang penting itu adalah keinginan dan usaha untuk mewujudkannya memang tidak bisa langsung tapi perlu tahap dengan mengurangi sedikit demi sedikit hal negatif dan memulai sedikit demi sedikit hal hal positif, saya tidak memilih teman kok siapapun dia dan apapun pekerjaannya yang terpenting buatku adalah memberi semangat pada temanku itu agar dia bisa berubah, berhasil atau tidak usahaku, tidak aku pusingkan karna saya menyerahkannya pada tuhanku”. kataku memecah keheningan “yuk kesana..!" sambungku, sambil menunjuk kearah galeri lukisan. Kamipun brjalan bersama ketempat itu melihat-lihat lukisan sembari menjelaskan panjang lebar tentang pengetahuan seni lukis yang saya pahami. Tapi belum habis lukisan yang saya jelaskan, dia ngajak saya makan Batagor dan Pisang Epek, sambil makan kami banyak ngobrol tentang banyak hal sampai Pisang Epeknya habis. Sewaktu saya mau bayar prnjualnya bilang kalau sudah dibayar, tidak enak juga sih di bayarin sama cewek tapi itu kan hanya perantara rezeki dari tuhan. Tak terasa sudah jam 12 lewat saya sudah ngantuk dan mau pulang ke rumah teman untuk istrahat (maklum, beberapa hari ini saya menumpang seorang teman di Makassar untuk beberapa hal kegiatan dan juga refreshing).

Saat saya mengatakan padanya kalau saya sudah mau pulang raut wajah sedih langsung tergambar diwajahnya. Tapi lagi lagi aku beri semangat. "kita memang berpisah tapi bukan berarti kita putus komunikasi sekarang kan canggih ada HP, mungkin pertemuan kita ini sangat singkat tapi kakak sudah menjadi guru buatku saya yakin kakak tidak menyadarinya karena saya membaca sesuatu yang tak tertulis dari dalam diri kakak, besok saya mau balik ke Bulukumba dan kembali kerutinitas semula, jika tuhan berkehendak kita pasti bertemu lagi di lain waktu tentunya, semangat kak.!" seruku. Dia menyodorkan HPnya yang tampak pada layar sudah ada gambar barcode BBM. Aku mengerti dan melanjutkanya. Setelah itu, saya memakai helm dan bergegas meninggalkan dia tanpa menoleh kebelakang, sesaat setelah motorku melaju kedepan, sepintas kulihat ia di kaca spion menatap motorku dengan tissu dipipinya. Dalam perjalanan akpun mendoakannya dan menjanjikan menulis kisah ini pada sosial media, sepeti yang kalian baca.

******
Kebanyakan dari kita membenci mereka yang seperti itu bahkan ada yang bertingkah seolah olah tuhan dengan menghakimi padahal mereka belum tau isi hati orang itu yang mungkin sebenarnya terpaksa melakukan hal tersebut karena alasan tertentu faktor ekonomi contohnya, sungguh ironis. Mungkin yang berbuat salah melakukan dosa besar, tapi yang menghakimi dosanya jauh lebih besar lagi karena langsung menghakimi seolah olah dia tuhan, padahal hanya tuhan yang punya hak memberi hukuman. Tugas kita adalah berusaha semampu kita agar bisa merubah orang yang mengalami nasib seperti itu untuk kembali kejalan yang benar.  Jadi yang menghakimi itu dia telah mengambil hak tuhan dan berusaha menjadi tuhan tanpa dia sadari, karena iblis menggoda sangat halus terkadang kita menganggap yang kita lakukan itu benar tapi sebenarnya itu kesalahan terbesar maka berhati hatilah dalam bertindak jangan sampai kita tertipu sama nurani yang nyatanya itu iblis.

Warkop 27 Boss Lompoa Alauddin,
Makassar, 26 agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar