Sabtu, 27 Agustus 2016

HANYA ORANG KAMPUNGAN YANG MEMAKI GAME "POKEMON GO"

Maraknya game Pokemon go di Indonesia, khususnya di Bulukumba juga seiring dengan perdebatan-perdebatan pro kontra disosial media. Bahkan hoaks dan berita miring soal game ini pun seolah menjadi trend.

Yang saya sayangkan adalah beberapa orang yang cerdas seolah menjadi tidak cerdas lagi akibat ikut berkomentar menyoal game ini, hingga media yang sebelumnya menjadi penyaji peristiwa aktual malah ikut-ikutan menyebar berita miring yang merujuk kepada sara. Tanpa verifikasi kebenaran berita, mereka langsung menyebarkan. Berikut analisa seorang kawan tentang game pokemon go adalah yang diberitakan berarti Yahudi.

Hal pertama yang perlu anda ketahui sebagai dasar adalah game pokemon go tidak dapat diakses (mungkin belum) dioptimalkan pada perangkat tablet & juga tidak support dengan prosesor & chipset Intel seperti pada varian Smarphone Android Asus Zenfone. Kedua, game pokemon go tidak terdapat dipasar android sepertu game umumnya (play store, dll) perlu link download khusus untuk menginstal masternya. Ketiga, game pokemon go tidak kompetibel dengan android versi rendah. Sebenarnya yang ingin saya katakan adalah tidak semua "tim hore" yang komentar mengenai game ini pernah memainkannya, munculnya game ini sebagai viral hanya issu propaganda yang didalamnya berisi berita valid dan tidak, yang lebih ektreme menuju kepada sara. Ya, semua demi kepentingan bisnis cerdas yang diramu untuk bangsa yang kekurangan empati ini.

Namun yah, lagi-lagi segala hal yang fenomenal pasti menghadirkan berita kontroversial yang membuat kita bergidik fisik dan mental.

Selanjutnya, mengapa isu Pokemon rancangan Yahudi baru dikemukakan sekarang? Bukankah bila ini masalah dunia sudah disampaikan sejak dulu? Sebab franchise ini kini tengah populer!

Tahukah bahwa serial Upin dan Ipin juga mendapat perlakuan yang sama kala naik daun? Ya, Upin dan Ipin = rancangan Yahudi! Katanya "U"pin = USA dan "I"pin adalah Israel.

Tapi, dari dua contoh di atas, kebanyakan lebih percaya bahwa Pokemon rancangan Yahudi. Bagaimana dengan Upin dan Ipin? Lebih sedikit yang percaya, karena sebagian besar tahu isi serial tersebut mendidik dan sarat manfaat.

Ini hipotesa sementara. Maka, jadilah Pokemon rancangan Yahudi dan Upin dan Ipin bukan rancangan Yahudi. Upin dan Ipin berisi konten yang langsung dapat diketahui manfaatnya. Banyak orang dengan mudah dapat memahaminya.

Pokemon -- yang notabene bukan konsumsi umum -- tidak diperlakukan demikian. Alasannya karena tak banyak yang memahami manfaat video game dan animasi, kecuali kelompok tertentu.

Masalahnya, kebiasaan mudah percaya dan langsung share begitu melekat pada masyarakat kita. Hanya sebagian kecil saja yang mau mengabiskan waktunya untuk cross-check isu yang merebak.

Keadaan diperparah oleh satu budaya lagi. "Kalo kamu tidak sependapat sama saya, KAMU SALAH!"

Pada kasus Upin dan Ipin tentu lebih kecil masalahnya. Mereka yang yakin itu rancangan Yahudi tak sebanyak mereka yang percaya itu bukan rancangan Yahudi.

Bagaimana dengan Pokemon? Saya yakin saat tulisan ini dibaca sebagian besar orang -- bahkan tanpa berpikir lagi -- tetap meyakini itu rancangan Yahudi, terlepas benar atau tidaknya.

"Jelas kamu membela, kamu kan gamer, pasti lebih berat membela Pokemon, dong!"  Sindiran seseorang teman diskusi,

Ini satu hal yang juga perlu dipahami. Tak semua pemain game (gamer) mengidap kebiasaan demikian, apalagi saya sebagai pendidik yang memanfaatkan video game sebagai salah satu media belajar. Saya tak menutup mata akan dampak negatif bermain game secara umum, pun mengabaikan manfaat dari pengaruh positif yang juga ada.

Masalahnya, karena video game terlanjur menjadi kambing hitam sumber kejelekan, maka apapun argumentasi yang diberikan akan mentah, tanpa peduli validitasnya 100% sekalipun.

"Tapi kenapa kamu berdebat terus! Tidak mau terima kalau Pokemon dibilang rancangan Yahudi!"

Nah, di sinilah saya menganjurkan teman-teman untuk tabayyun apapun isu yang tengah hangat diperbincangkan. Saya tidak fanatik, dan argumentasi saya berdasar hasil cross-check yang bukan sekali dua kali, serta referensi yang bukan satu dua sumber.

"Saya tidak peduli! Pokoknya Pokemon rancangan Yahudi!"

Sayangnya, orang yang berkata demikian belum tentu mau diajak meninggalkan Facebook, Twitter, dan Google yang notabene banyak dikelola oleh orang non-muslim. Mereka juga mungkin tidak mau disuruh membuang laptop, televisi, dan perangkat elektronik yang kemungkinan banyak dibuat oleh orang non-muslim.

Disisi lain, setelah game ini dirilis secara ilegal yang berujung kontroversial dan semakin hari semakin hangat diperbincangkan. Maka banyak dari kaum cendekiawan yang ikut terjebak dalam pusara bisnis perusahaan tertentu. Tahukah anda siklus propaganda? Ya. Semakin banyak dibicarakan maka semakin boominglah game ini, entah itu pro atau kontra. Itulah kenapa saya mengangkat judul kampunganlah orang yang memaki pokemon go. Berhenti membicarakannya, maka akan berhenti pulalah popularitasnya saat itu juga, dan dikemudian hari akan terlupakan seperti fenomena lainnya yang sempat hangat.

Pada akhirnya, kebijakan yang dilandasi pemahaman akan ilmu pengetahuan yang dapat membuat kita tenang menghadapi isu terkini. Barangkali itulah kenapa Allah memuliakan orang yang berilmu.

Tetap kritis anak muda menanggapi issu.
Jika tidak sepakat, buat tulisan tandingan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar