Minggu, 19 Oktober 2014

Secil tentang "Spiral Pertumbuhan Manusia"

Sering tak disadari, kita berpikir hampir selalu dalam dikotomi...

Salah vs benar 

baik vs buruk

laki vs wanita

gelap vs terang 

siang vs malam

on vs off

termasuk,

Cinta vs Benci...


kadang kita menganggap itulah lawan kata dari yang sebelumnya...


tapi benarkah demikian? 

benarkah salah selalu berlawanan dengan benar? 

benarkan baik selalu berlawanan dengan buruk?

benarkah laki selalu berlawanan dengan wanita?

benarkah gelap selalu berlawanan dengan terang? 

benarkah siang selalu berlawanan dengan malam? 

benarkah cinta selalu berlawanan dengan benci? 

Benarkah lawan dari CINTA itu adalah BENCI?


Ketika seseorang seringkali bercerita tentang kebenciannya pada sesuatu, apakah itu benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak cinta? 


salah seorang tokoh besar, Fariduddin al Attar pernah bercerita bahwa ada seorang tokoh (x) yang berkunjung ke tempat Robi'ah al adawiyah seorang ulama besar ahli mahabbah. si tamu tersebut selama berada di tempat robiah yang diceritakan adalah betapa jeleknya dunia itu, betapa buruknya dunia itu, betapa menipunya dunia itu, dan betapa ia bencinya dunia itu.Robi'ah tersenyum...dan ketika si tamu itu berlalu, Sofyan At Tsauri, sahabat Robiah yang juga sedang berkunjung ke situ bertanya pada Robiah,"Benarkah orang itu benci kepada dunia?"Robiah tersenyum dan berkata,"Bagaimana mungkin dia membenci dunia? yang ada di pikiran dan perasaannya hanyalah terisi dengan dunia dan urusannya" 


Kemudian, dikisah lain

Dzunnun al Mishri, satu waktu di datangi salah seorang muridnya,"ya Guru, kata muridnya, aku sudah beribadah kepada Tuhan selama 30 tahun yang menurutku aku juga sungguh2. Siang puasa, malah tahajud dan selain amalan wajib, yang sunnah2 juga aku kerjakan. tapi bukannya aku tidak puas dengan keadaanku, tetapi mengapakah tidak ada sedikitpun tanda2 yang datang dari Tuhan tentang apa yang telah aku lakukan ini?"Dzunnun menjawab,"kalau begitu, nanti malam kamu makan yang banyak, dan jangan sholat isya"Si murid agak heran juga mendengar saran gurunya, tapi ia mengangguk dan pulang.Keesokan harinya, ia datang ke Dzunnun dan bercerita,"Alhamdulillah guru, semalem saya mendapatkan tanda itu dari Allah swt, aku sudah menuruti saran guru untuk makan yang banyak, tetapi aku tidak tega untuk meninggalkan sholat wajib isya. Kemudian malam harinya, aku bermimpi di datangi oleh Rosulullah saw dan beliau bersabda,"wahai fulan, tenangkan hatimu, Allah mendengar, melihat dan mengetahui apa yang kamu kerjakan. Bersabarlah dan ikhlaslah."  dalam mimpi itu saya mengangguk, kemudian Rosulullah saw bersabda lagi,"Dan sampaikan pada Dzunnun Al Mishri bahwa Allah berpesan agar ia jangan menyarankan muridnya untuk tidak sholat isya"Mendengar itu Dzunnun tertawa sampai keluar air matanya..

kemudian ia berkata,"Jika kamu tidak bisa mendekatiNya melalui Kasih SayangNya, maka dekatilah ia melalui rasa marahNya


"Dan baru saja kemaren saya tertegun ketika membaca buku "Secret of Power Negotiating", di dalam buku itu, Roger Dawson menulis,"apakah lawan CINTA itu adalah BENCI ??" , Tidak !! katanya, Lawan CINTA itu adalah KETIDAKPEDULIAN...


Bagi seorang Pecinta, kebencian dari sang kekasih itu lebih berharga dari pada KETIDAKPEDULIAN dari yang dicintainya... 


Seseorang bersyair..

"Wahai kekasih...

dari pada engkau memalingkan wajahmu dariku lebih baik sakiti aku dan marahi aku kemudian bencilah aku...

itu akan lebih baik..

sebab kemarahanmu, dan kebencianmu, itu adalah salah satu bentuk kepedulianmu kepadaku" 

hati seorang pecinta..

lebih memerlukan kepedulian dari yang dicintai..dari pada ketidak peduliannya..

baikpun kepedulian itu berwujud kasih sayang yang dicintainya...

ataupun kepedulian itu berwujud amarah dan bencinya...


Kesimpulannya,

"KETIDAKPEDULIAN adalah lawan dari CINTA"

Kamis, 18 September 2014

Catatan jingga

Hidup adalah sebuah perjalanan mencari puing waktu yang telah ditetapkanNya, jika mengacu kepada instrumen penghantar yang benar maka substansi yang hadir adalah sebuah kebahagiaan.

Karena kebahagiaan sejatinya bukan mereka yang memiliki segalanya, tetapi mereka yang mampu menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur.

Kita hadir hanya dengan sebuah nilai yang dititipkanNya, kecendrungan nurani yang mengantarkan kita pada dasar puncak dari ketinggian harapan.

Pencarian kebenaran dengan tanpa pengetahuan hanya akan mengantarkan kita pada ambiguitas yang suram akan kecemerlangan.

Pola dasar pengetahuan hanya ada pada tidak tahu ditidaktahunya, tidak tahu ditahunya, tahu ditidak tahunya, dan tahu ditahunya.

Rabu, 30 April 2014

Buku SEKOLAH SASTRA BULUKUMBA


Room rainbow, 29 april 2014
*Atas nama senyum manis ditungku cintaku

“BALADA CINTA KSATRIA SEBELUM CAHAYA”

Ketika awan diufuk barat mulai menguning.
aku terdiam terpaku menatap semburatan cahayanya.
Terpaku diam tak bergerak, Lidahku kelu dan hatiku beku.
Otakku enggan untuk berpaling menghadap arah yang berlawanan.
Kulihat gantungan rindu diujung ranselku yang seakan mengikat seluruh kuatku, rindu.
Engkau hadir memberikan seluruh denyutnya nadimu.
Tanpa menyelami akalmu, bahwa cintaku tak sekuat yang engkau tahu.
Kau banyak menanam harapan pada hati gersang yang seolah sulit menanamkan akarnya pada setetes embun.
Aku takut, jika harapmu adalah boomerang yang selalu siap menghantam kesetiaanmu.
Aku takut, mimpi besarmu takkan pernah sanggup kau pikul yang akhirnya menggelindingmu pada danau air mata luka, cintaku.
kesetiaan bagiku hanyalah serpihan penghianatan yang meneguhkan jiwamu.
Semoga engkau tersadarkan, akan badai cinta yang kau tumpuk dipelipis kehidupanku.
Kau berjalan dengan duri ditengah senyum.
Harusnya dari awal kau kenali ini, bahwa lembah hati yang engkau pijakkan sebenarnya racun yang berwujud madu.
Aku pernah bertanya, mengapa kau memberikan separuh kebahagiaan pada masa depan kita?
Masih dengan senyum itu, karena aku bingung dengan keadaanku yang seolah terperangkap pada buaian sajak-sajakmu.
Tahukah engkau wahai kekasih, cinta dan kekosongan adalah hal yang serupa buatku.
Besarnya cinta adalah kekosongan hati yang terungkai bersama sampul kebahagiaan sebagai bumbunya.
Namun ketahuilah, jika esok kau menemukan dari bait kehidupan dan menggores dalam benakmu. Maka engkau telah tuntas dalam keteguhan hati dan pendewasaan.
Karena setiap kisah yang berwarna pastilah kumpulan gelap luka dan cerahnya bahagia.

Cinta sebenarnya adalah kumpulan populasi ribuan ikatan yang ia senangi.
Ibarat gurita dengan tentaklenya,
Satu tangan yang menempel pada hatimu adalah ikatan aku mencintaimu.
Namun percayalah bahwa masih ada tangan lain yang merajut kisah sempurna dibawah bulan pada malam abadi.
Ia bergerak pun atas nama cinta.
Adalah kisah hitam pada gelap yang menjulur ribuan kilo dimasa lalu.
menempel pada gadis lugu yang menyimpan jutaan bintang dalam hatinya.
galaksinya luluh lantak tatkala wajah purnamanya tertutup gerhana kepanjangan.
Setelah itu hatinya perlahan redup sebelum berpindah pada surya baru.
Kini hatinya telah membentuk tatanan dunia baru.
namun jauh di bawah alam bawa sadarnya tentakleku masih mengikat erat dalam ingatan kisah-kisahnya yang tak berwujud.
Kisah lain pun bersekat dan berjelaga.
pada cakar merpati putih yang kehilangan arah.
menjulang tinggi bersama catatan cita buram akan kontras kehancuran.
Ia merpatiku mencari biji emas yang menyilaukan matanya
tanpa sadar ia menari diatas sembilu yang membelah sayapnya.
Kembali merintih dengan luka, mengurung kisah pada sang ksatria.
Kini paras eloknya melayang dengan segenap luka.
Memeluk rindu atas sunyi yang pelahan menjauh riangnya hidup.
Setiap ukiran hatimu adalah keindahan nyata dari kelihainmu.
Adalah hal yang kacau untuk menyelinap diantar kisah yang menjepit kita.

Setiap tetes sungai matamu adalah lantunan kesucian cintamu.

Aku merindukan sebuah kisah pada masa setelah detik ini.

Meskipun dengan sayap-sayapmu yang patah.

Perjalanan ksatria belum usai, setiap baitnya terukir pada masa setelah senja
Pada malam cinta,
senyap malam menyelimuti perjuangan peradaban.
Mengikat disetiap embun yang membasahi rerumputan.
Kutuai kata disamping bulan, agar sinarnya kelak hinggap di matahari.
Untuk mengabarkan kepada dunia, bahwa malam itu adalah malam abadi.
Dengan angan dan cinta menggantung disetiap rantingnya.


Kamar kotak 27 april 2014

“TENTANG CINTA DIUJUNG RASA”

Apa  yang telah kita ukir dalam kenangan
terkadang melambai jauh meninggalkan
 waktu sambil mengendarai kisah
Ia bergerak menghembus jauh
yang berbekas luka dalam bingkai senyum
yang seolah mengejek diriku
dengan seutas luka jeratan dalam kalbu
Disudut ruang, aku mulai melihat sebuah
titik yang membiaskan senyuman
Seolah menghempas mundur setiap detik saat kumilki
satu tangan hati yang mengikat cintaku
Engkau hadir dari rapuhnya cintaku
oleh pukulan luka lama yang tak pernah kering
Perlahan hatimu menjaring
diatas perih yang membungkus dermis yang tertikam
Kini aku hidup dengan denyut nadimu
bahasa bibirmu bagaikan degub jantungku
yang terlempar disetiap kata
Saat separuh hidupku adalah dirimu
dimana tawamu menggaris disudut bibirku
juga hariku dipenuhi keindahan namamu
Engkau menghempasku jauh
Meluluhlantahkan rumah cinta yang kubangun dari air mata
Kau melemparku keluar dari daya ingatmu
Mencekik hatiku lalu merampas keluar melalu ubun-ubun
Aku tak berdaya saat melihat ragaku
melompang kaku ditengah kesunyian
kini hidupku adalah kematian dalam cinta
Aku menulis dari tinta air mata
tentang cinta diujung rasa




“SAJAK KERINDUAN”
Hingar bingar bisikan
melempar kata dengan harap fana
melawan silau api
yang selalu membakar suasana
Ditengah sela kursi
ada seorang pemuda yang penuh harap
mencari serpihan hati yang menggores cinta
menari selatan utara
menebar pandangan kepada kepala bergoyang
menyiar radar luka yang redup
Awan menghitam
menutupi cahaya bulan
hingga kuredup asa hilang dari cahayanya yang kurindu
hilang ditengah lautan jiwa
Ribuan senyum menghantam jiwaku
saat ku menerka sisa rupamu yang kuingat
penuh bahagia, namun bukan mereka yang kuingat







“GELAPKAN CAHAYAKU”
Dimalam gigil sunyi senyap
Aku duduk disamping sebuah bulan
Menatap barisan semut bercakap
Menerka dialog mereka akan situasi
Dan membahasakan sebuah arti cinta
Mereka beradu dengan syarat
untuk melempar ceramah sunyi
Berdialog dengan malam
Tentang sepotong hati yang kutinggal pergi
Malam ini
Kurungkai niat bodoh langkahku
Meninggalkan hati untuk dicaci
Sementara ragaku membusuk terbungkus tulang
Ditinggal cinta untuk membunuh rindu
Esok jika ku kembali
Akan kukabarkan rinduku pada bintang
Dan kuterobos jarak yang kau bending
Untuk menanyakan kembali cintaku
Yang kutinggal sekarat
Kusujud dalam dekapmu
Dengan seribu luka hitam sesalku
Untuk menagih sepercik janji
Yang kau kabarkan pada bintang
Hingga bulan gelapkan cahayaku



“TERBANGLAH SAYANG”
Merpatiku,
Akan ada tanya setelah masa berlalu
Tanya ketersesatan dalam ruang pikirku
Masihkah kau
Sesetia May Ziadah
Seteguh Aufa Riany
Sesabar Zahrana
Seceria lyliana
Sepandai Layla, dan
Seanggun Juliette?
Jika tidak,
maka aku bukanlah pelupuk indah dalam kisah
Aku hanya berjelaga dalam sanubari
Terbanglah merpatiku
Karena ku tak mampu membendung
Embun dalam indramu
Kau salah tanggap
Aku anounymous dalam senyum mimpimu
Kepakkan sayapmu
Jika kau lelah
Berteduhlah pada hati yang menarik
Memayungi dari hujan
Akan luka
Putih, bergegaslah
Sekarang kau bebas



 Bundaran Phinisi Bulukumba 26-10-2013
“PHINISI DALAM PUSARAN”
Aku bangga akan kotaku
disini ku dibesarkan oleh bendaran politik burik
Dididik dari sisa pelaut ukung
hungga kutuang arah panah pulauku kedalam otak
saat kubelajar mengeja aksara
Aku tumbuh seiring jauh mata memandang
Di bumi panrita lopi
Berlayar mengarungi pergeseran periode
dijemari bapak eksekutif pengumbar janji
Pijakan kakiku mengantarkan pada sejarahmu
sebatang sejarah yang tak terusik lagi
entah mengapa ibuku berhenti mendongeng tentangmu lagi
Janinmu melahirkan bocah berbusana tak lengkap
kecantikan kukumu tak terawat lagi
langkahmu kini tak jelas
mungkin kau terinspirasi oleh kura-kura ninja
Wahai phinisi
kau tak lagi berlayar, tetapi berjual






“HAK RAKYAT”
Pilihanku adalah wujud
Konsisten jiwa dan nuraniku
Karena doktrinmu tak
Sedikitpun mengoyahkan hatiku
Meski akal mengangguk tunduk patuh
Kewajiban kalian hanya berujung pada
Proses sistemis kedudukanmu
Karena kalian sendiri yang
Mementaskan kebijaksanaan untuk menggapai
dukungan masyarakat
Adalah dengan cara kotor kalian
Tapi, dukungan?
Tak bisa kamu patahkan.
Kewajiban kalian hanya membentuk
aturan yang berasal dari hati kami
Karena kami tahu apa makanan kami
Bukan alur yang ulur kehadapan
kami untuk menidurkan mereka disana
Kami butuh, tapi tidak dengan kalian
Kamu wajib melebarkan telinga
Karena kuncimu ada pada kami
Pun materimu, mahkota yang selalu kau kibaskan
Titik simpulmu ada dikami
kunci kursimu pun ada pada kami
Maka engkau wajib tunduk pada kami
Karena kami adalah Rakyat

“POLITISI DIMATA RAKYAT”
Politisi…
Pemilik bingkai diujung jalan
Pemilik puisi melintang dijalan
Pemilik masa diruang tamu
Sepatunya melangkang kedesa
Melambai tangan dengan senyum
Berwujud rapi dengan setelan impor
Ditengah baju kusut
Bercerah…
mengumumkan keadaan yang baik saja
Dan optimis menang
Berujung janji-janji manis
Semua politisi mencintai rakyat
ikhlas berbagi dimasa kampanye
menyumbang logistic kepada fakir
Untuk membangun desa
Begitu  katanya
Politisi suka silaturahmi
Suka khalayak ramai
Dan Baliho
Banner
Kartu edaran
Dan kalender
Dan songkok
Baju
Mukenah
Sembako
Dan uang
Semua untuk rakyat
Dikerumunan sayup terdengar teriakan
“Rakyat mesti bersatu demi pembangunan dan kesejahteraan, dan sayalah yag akan mengaturnya di dewan”
sebelum ia menghilang selamanya
Politisi hanya tahu kedudukan dengan uang, sedang rakyat?
hanya tahu uang untuk dukungan
Maka demokrasi tak lebih
Dari pasar Cekkkeng
Memang tanpa mereka
Takkan ada penyambung lidah rakyat
Jadi terpaksa mereka jadi diktor
Karena ulah rakyat sendiri
Lalu, kubacakan puisiku didepan orang tuaku
Dan ia pun berkata:
Tulislah sajak tentang pemandangan gunung
dan laut yang sering kau datangi dengan temanmu


Pelataran RCA 05-11-2013
“MERPATIKU”
Oh… Merpatiku
Tiupan angin membawa senyummu
Masuk menusuk kehamparan hatiku
Gemuruh ombak membiaskan amarah kita
Sejenak kuterdiam
Menatap bebatuan yang terkubur pasir
Dan menenggelamkan semua tragedi cinta
Bibir air di pantai tak henti menggaris
Setiap kisah pasti ada pasang surut
Senja pun turun
tenggelam diantara awan tipis
Sinarku pun turut bersamanya
Cahaya pun perlahan redup
Sesekali silau
Menandakan kau riang setelah tangismu
Maafkan aku cinta
Sedihmu kubuat pena
Yang tintanya dari embun diujung matamu
Merpatiku...
Kesetiaanku teriring setiamu





“MY MISSING RAINBOW”
Kurindu pelangiku
Yang hilang seiring tumbuh cahaya lain
Ujarnya yang tulus
Tanpa sengaja kubias cahaya hati lain
Hingga matanya menghujani sesasku
Kepada pelangi
Ijinkan aku menerobos rindu
Yang kau bendung
Maaf jika mengusikkan
Hanya saja keliaran hatiku menderu
Pada sepotong senyum yang kau
hamparkan pada hatiku yang
seketika sunyi kala itu
Warnamu menjelma kasih
Namun kau terbang di timur panas
Akan ikatan yang kuleleh itu
Dan lurus ucapmu senja itu
Akan kembali bercahaya dalam dadaku
Dan jika itu indah,
Maka aku maknai
Cinta kembali





“RAPUH”
Diujung kata malam itu
akan ada pisau yang menyayat
Yang kau hantarkan ke hati kita
Tikaman lembut tanda perpisahan
Akhir kataku menutup jalinan kita
Saat William Forester meninggalkan cintanya
Hatiku bagai pasir di mandala ria
Suci dan putih namun terabaikan
Cintaku bagai batu taha
Kuat dan kokoh namun teriris air cintamu
Aku hanya bias air ditengah jalan
Nampak nyata
Namun palsu
Salahkan aku
Setelah kau Tanya hatiku










“UJUNG LOE”
Nyiur melambai diemperan empang
Memanggil bangau dibawah awan
Saat angin bertiup sepoi
Yang seketika hilang saat senja berlari
Embun pagi menetes disela padi
Membahasahi jejak kaki kuda
Menulis sajak kesejahteraan
Dalam hidup bermasyarakat
Saat aku berjalan dipematang sawah
Memberi kesaksian dialam asri
Menuai padi yang menguning
Belajar pada cangkul dan arit
Mencatat sejarah hidup
Menjadi anak petani ulung
Langkah awal dari hasil gabah
Gairah hidup bergejolak
Memberi pena dari hasil sawah
Untuk menulis sejarah setinggi langit








“SARJANA PASAR”
Kadang hidup adalah sebuah kesalahan besar
berdiri diantara puing kehancuran
Sembari menikmati hari
dengan sisa yang ada
Terpelajar dari pedagang Formalitas
Bercermin pada kaca buram
Yang ia sendiri tak punya bentukan tangan
Disanalah gembala
Penggores budaya
Tersenyum dengan luka tikam punggung
Darah lari berputar dalam pagar
Tertawalah,
Tempatmu dipasar
Bagimu,
Kesalahan hanyalah bayangan kebenaran
Belajar cerdas, bukan kaya









“CATATAN CINTA SANG KSC”
Tiap detik ada saja merpati putih
Hinggap dipundak sang kesatria
Menagih senyum untuk ngantri cinta
Beberapa rayuan kucing
Tanpa sungkan menengadah saying penyair
Yang mengigit pena
Sang kesatria berujar
Kuberikan secuil senyum lalu terbanglah
Hinggap pada hati yang memanggilmu
Kau takkan faham cintaku
Sehari berbunga, esok telah bangkai
Hari ini kuajak kau ke bulan
Esok sosokmu akan terhempas ke bumi
Harap palsu untuk kukatakan cinta
Kecuali penaku habis
Namun itu tak semasa
Pulanglah kehatimu yang dulu juga hidupmu
Jangan hinggap dipundakku lagi







“SEPOTONG SENYUM KASUSO”
Hamparan cahaya menusuk kalbu
Jaring menebar pengais rejeki
Tatkala senja termakan air
Di desa kumuh tak terlirik
Engkau menyimpan sekotak misteri
Dan segudang kisah
Yang dikabarkan moyang
Dalam sebuah kotak Pandora
Semburat sinar memancar disela batu taha
Hijau segar dalam batu menggunung
Dibawah tumpukan tulang belulang
Membisu dengan sejarahnya
Kukabarkan pada matahari
Yang membawa sinar pada baju berdasi
Bahwa ada sepotong senyum di kasuso
Bagai mutiara dalam kerang










”SENIMAN LACI”
Coretmu bolak balik tak bertambah
Karya nurani dibalik kotak
Menggaris nyata
Dalam sebuah kertas tua
Garismu berkelok tergambar wajah
Wajah sesal nan miris penuh harap
Saat panahmu patah, dan sekarang
di kota ini kau tak punya kanvas
Memoles kuas kelam
Menarik garis dendam dibingkai kayu
Mengukir sketsa wajah yang pernah usai
Berharap cahaya menyelesaikannya
Paling tidak,
Memegang tanganmu menuntun coretan
Pada sebuah lukisan kusam kehidupan
Yang sepertinya itu kau











“POLITIK PRAKTIS”
Detik ini kurungkai pandangan logis
Mengurai kebejatan pesta demokrasi
Ditengah selangkangan penjilat partai
Yang bermandikan materi
Prospek keagamaan yang berlandaskan kemunafikan
Bergotong berantai menarik materi dalam lembah
Uang
Senyum
Uang
Jadi
Uang
Sayang
Uang
Uang
Pilih
Politik
Pesta neraka
Penuh dosa

Kamis, 24 April 2014

Aku Belajar Dari Kehidupanku

Kenali terlebih dahulu sebelum menilai, karena yang tampak indah tak selalu indah dan yang tampak buruk tak selalu buruk.
Hidup tanpa mempunyai TUJUAN sama seperti " Layang-layang putus" Miliki tujuan dan PERCAYALAH anda dapat mencapainya.
Orang bijak adalah orang yang selalu belajar dari kegagalannya sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang selalu menutupi kegagalannya.
Orang yang gagah perkasa itu bukan orang yang bertubuh kekar melainkan orang yang mampu mengendalikan emosinya ketika marah.
Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka ke titik sukses saat mereka memutuskan untuk menyerah.
Jangan pernah berfikir tidak akan pernah bisa mendaptkan dia, meraih cita-cita,dan segala hal yang kau inginkan.
Orang sukses takkan pernah mengeluh bagaimana kalau akan gagal,namun berusaha bagaimana untuk berhasil.
Genggamlah bumi sebelum bumi menggengam anda, pijaklah bumi sebelum bumi memijak anda,maka perjuangkanlah hidup ini sebelum anda memasuki perut bumi.
Jangan sesali apa yang telah terjadi kemarin, tapi jika kamu tak mampu menjadi lebih baik hari ini, kamu patut menyesali.
Hargai apa yang kamu miliki saat ini. Kebahagiaan tak akan pernah datang kepada mereka yang tak menghargai apa yang telah dimiliki.
Ketika tak ada kata terucap, diam mampu ungkapkan apa yang tak terkatakan. Tak semua bisa memahami, tapi sahabat selalu mengerti.
Kebencian hanya merugikan diri sendiri, tersenyumlah ketika disakiti. Hati tanpa benci membentuk jiwa yang tegar dan damai.
Cinta mungkin akan membuatmu terluka, tapi ia membuatmu semakin dewasa. Jadilah pribadi yang selalu memaafkan, terutama hatimu.
Jika sewaktu waktu kita jatuh bukan berarti tidak bisa bangun kembali, kecuali jika memang kita memilih menyerah.
Ketika anda merasa mengatahui banyak hal sesungguhnya itu pertanda bahwa anda tidak tahu banyak hal.
Pernikahan samasekali bukan akhir dari rangkaian cerita "cinta" yang selama ini anda rajut karena sebenarnya anda belum memulai apapun.
Seringkali kita merasa mencintai tetapi yang terjadi sebenarnya adalah kita hanya mementingkan pengakun atas eksistensi kita.
Berbahagialah anda jika masih bisa merasa sedih karena itu artinya anda siap menerima kebahagiaan.
Kebahagiaanmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini, tentukan bahagia masa depanmu.
Salah satu hal tersulit dalam hidup adalah tetap menjadi dirimu sendiri ketika semua orang berusaha mengubahmu menjadi orang lain.
Kamu tak bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sebuah awal yang buruk, namun kamu bisa membuat akhir yang indah, mulai saat ini!
Janganlah berdoa untuk hidup yang mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi manusia yang tangguh.
Jangan terlalu bergantung pada orang lain. faktanya kamu lebih kuat dari apa yang kamu pikirkan, hanya kamu tidak mempercayainya.
Hidup ini pilihan. Apapun yang membuatmu sedih, tinggalkanlah...tanpa rasa takut akan hilangnya kebahagiaan di masa depan.

Rabu, 16 April 2014

Mungkin ini Puisi

Draft

Lihat cara kalian mengikat seseorang atas dasar kasih sayang. Saya tahu, tidak mudah, bahkan mutlak, untuk tetap berpegang kepada sebuah prinsip bersama yang harus disetujui ; Yaitu nama baik, keyakinan dan kehormatan. Apapun caranya, harus!
Tetapi aneh.
mengatur, mengikat lalu mengancam. Itu yang saya dengar dari aduan seseorang yang tidak tahu lagi harus mengadu kemana.
Cara kalian mengatur seperti mempersilahkan kami untuk melanggar. Cara kalian mengikat, seperti membuat kami terpaksa untuk berontak. Dan cara kalian mengancam malah terasa seperti tidak ada jalan lain untuk kami selain melawan.

Tidak pernah terlintas sedikitpun di dalam pikiran kami untuk menentang wewenang, jika perasaan kami tidak terus menerus dipojok-pojokan.
Sekarang jangan bahas “kami”. Tapi bahas “dia” : Si polos yang harus selalu melintasi pagar rumah sebelum jam 7 malam.
Jika kalian ingin kita berpisah, tetapi rasa curiga itu terus menumpuk hingga kalian mengikat kakinya dengan tali yang mudah menggores kulitnya, apa bedanya?
Sama saja kalian sedang membentuk pribadi yang kalian sayangi itu, menjadi pribadi yang mudah lepas kendali. Dengan atau tanpa sayapun, dampaknya sama.

Sekarang dia harus menangis sendirian di dalam kamar, mendengar bentak amarah yang hingar bingar mengalir dari dekat pintunya. Itu sama dengan tekanan psikologis yang harus terus menerus dia tahan sampai akhirnya meledak dan mengguncang kesabarannya.

Tanpa mengurangi rasa hormat.
Saya tidak menantang sedikitpun. Mungkin saya bukan pria baik-baik, persis seperti apa yang sudah didengar atau diperkirakan. Tetapi serius, tidak sedikitpun ada niat dari saya untuk menjadikannya sama seperti saya. Apapun bentuknya. Saya dan dia berbeda dan kita berdua mengerti itu. Jika memang kita harus berpisah, izinkan kita dipisahkan oleh kedewasaan. Saya hanya tidak mau terus menerus dituduh rasa bersalah, melepas orang semudah membalik telapak tangan, orang yang mempertahankan saya di tengah pertentangan.
Ini terdengar menggelikan, di masa muda yang riang, kita masih berpetak umpat sampai sekarang.
 
 
  Tawa Jadi Tempat Sembunyi

Aku tersenyum. Itu caraku menghias luka. Aku tertawa. Itu caraku untuk sembunyi. Aku jadi seringkali berhasil membuat orang tertawa di atas kesedihanku, sebab kesenanganku dulu sudah banyak membuatnya sedih. Bila aku semakin lucu, itu karena ia semakin jauh. Mungkin ini karena banyak yang membenci aku saat dulu ia di dekat aku. Setiap hari aku harus mencicip bayang-bayang yang pahit, setiap hari aku harus mengenyangkan kepalaku dengan itu. Kekonyolanku adalah hal yang paling menyentuh, aku akan menunggu semua orang dapat memeluk aku yang tidak henti-hentinya bertingkah kocak, sampai saat aku tertawa sendiri, mereka amat terpukul. Sementara saat-saat ini, tawa mereka hanyalah buah demi buah yang tumbuh dari caraku melarikan kepedihan. Bila ini melemahkanku, mengapa tidak melelahkanku?



Lengkapnya Sepi

Lama tidak dengar kabarmu, bagaimanakah kamu sekarang? Semoga kamu dijaganya baik, jangan sampai percuma melepas aku. Jauh dariku bukan berarti tanpa tertawa. Meski ia tidak selucu aku, janganlah jatuh air matamu. Meninggalkan aku sendiri di sini kan seharusnya bukan pilihan untuk bersedih sepanjang hidup. Semangatlah untuk membuat dirimu mencintainya!
Memang sesekali aku coba mencinta dengan mencium, mendobrak pintu hatiku dengan kecupan. Namun apa mau dikata, malah luka perasaan orang. Apa cinta yang meledak-ledak menghancurkan hati sendiri? Sebab setiap bunyi hantaman keras, kudengarnya bagai namamu.
Beberapa menyukaiku dengan lembutnya, hanya tak sedalam kamu mengenal aku. Kamu lebih dari masa lalu, seperti pahlawan yang tidak mungkin hanya karena ada luka kecil, dapat terlupakan perjuangannya. Jika ada sejuta mulut yang menyoraki aku berengsek, aku percaya kamu tetap memiliki suara sendiri. Itulah! Sesekali memang aku suka berkata bodoh, membencimu karena jauh. Sebab menyakitkan, kamu hadir untuk kuingat, seperti datang untuk berpamit. Terkadang ini yang membuatku berharap cemas, di mana kiranya keseluruhanku dapat rubuh, sehingga dari atas panggung aku terjatuh, kemudian mendarat di pangkuanmu. Sekarang setelah semuanya ingin kumulai sendiri, tiap kepingku telah menjelma menjadi nyawa dan memberi hidup bagi tiap kata yang melengkapkan sepi setiap orang.




Untuk Kita Yang Percaya Bahwa Cinta Adalah Ada

Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, bahwa memaafkan tidak seberat memikul dendam. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, bahwa kita juga percaya bahwa ada rasa saling menghormati kepercayaan di dalam cinta. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, senyum dalam derita adalah kekuatan yang menguatkan. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada dan untuk Tuhan yang membuat cinta menjadi ada, mari kita bersulang di dalam doa! Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada, terkadang kita menyalahgunakan keberadaannya. Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada sedari awal kita memulai, kita hanya perlu saling meyakinkannya di tiap hari.


Tak pernah kulihat indah sehina ini. Tak pernah. Lututku patut bertelut dengan getar geletar yang paling tulus untuk mengakuinya. Aku memohon ampun, aku tahu aku salah, aku amat merasakan kesalahanku, sebab karena mencintaimu, aku menakut-nakuti diriku sendiri. Pernah aku mencoba dengan susah payah di hadapan benda-benda mati untuk sedikit saja memberi senyum kepada hari yang tanpa kau. Tetapi apa? Aku gagal. Aku bukan manusia yang tanpa cela, sekalipun aku berdiri di antara putik-putik pujian yang beterbangan. Aku manusia yang membutuhkan maaf. Kehadiranmu masih sangat membangkitkan aku yang tertelungkup di bawah jendela waktu, agar aku dapat berdiri dan lekas menghirup nikmatnya makna di dalam nafas. Kaulah pemaaf yang paling aku cintai. Kau! Oleh karena ada kau aku berkata kepada Tuhan; "Lindungilah ia yang bersujud dengan menabur air matanya saat meminta aku kepada-Mu, ya, Tuhanku."




Tulisanmu Di Hidupku

Kau menulis di dalam barunya hidupku
Kau hantarkan huruf-huruf yang sesungguhnya tak kukenali, aksara yang siapa tahu indah
Namun hati siapa yang dapat menerjemahkannya?
Hatiku?

Ribuan lembar cerita yang hanya mampu kupandangi dengan menganga
Mimik polos yang begitu saja terlempar
menyorot kata demi kata
Entah kata-kata itu berbaris atau menumpuk begitu saja
Entah kata-kata itu dirangkai atau porak poranda
Tetapi mungkin kata-kata itu dipenuhi warna, seperti sekumpulan kelopak bunga yang terbang ditiup angin di musim gugur
atau jangan-jangan
bunga-bunga itu jatuh dari kepal tanganmu,
yang sengaja kau taburi kepadaku
seakan aku adalah makamnya



Menyedihkan


Ternyata cinta terlalu kuat, terlalu mudah meremuk aku.
Aku mengigil dan semakin merasakanmu.
Kedatanganmu bagai malaikat.
Kepergianmu, seakan ada malaikat menghantuiku.
Tersiksa, ini menyiksa.
Mendakwai diri seperti ini.
Hati menjadi diam dan terpelintir oleh masa lalu yang berputar-putar di dalamnya.
Semakin retak, patah mendekat.
Sekarang aku tidak mengerti apa maunya takdir. Sudahkah perpisahan ini dicatat oleh malaikat?
Semoga saja tidak.
Namun ini kamar yang sepi.
Benda mati kupaksa memasang telinga, menjadi teman untuk bicara, yang mengerti kerinduanku.

Menyedihkan.




Aku Merindukanmu

Aku merindukanmu. Ini sesuatu yang besar, yang tidak cukup kusimpan dalam kepalan. Ini sesuatu yang tidak kecil, ini benar-benar aku rasakan.

Aku tahu, ada begitu banyak hal-hal yang mendekatkan, yang belum kita lakukan, yang belum kita hadapi bersama-sama. Sebab bebutiran rindu berikut kobar cemburu yang menyala-nyala akan menuntun kita pada warna rasa yang keemasan. Berkilauan, terang kemilau yang mencengangkan, gemerlap pesta di dalam sepasang mata. Bagaimana ini tidak menakjubkan? Aku benar-benar mengilhaminya.

Rindu kan ada, baik di pagi, siang, sore, maupun malam, berikut hari berganti hari dan tahun depan menjelang, juga mendung, cerah atau berawan, atau baik kemarau maupun hujan, atau biar salju turun sekalian! Ini aku berpijak di atas puncak kerinduanku. Aku melihat awan-awan yang menggumpal tebal, menutup cantik segala kesalahanmu. Aku lupa, hanya ingat kebaikanmu, terlebih kelucuanmu yang menggemaskan.

Aku sudah berteman baik dengan bayang-bayangmu, bayang-bayangmu menemani sisa hidupku. Dan karenanya benda-benda mati jadi tampak seakan memusuhiku, memerangi kesunyianku.

Aku merindukanmu. Aku memanggilmu dengan suara yang keluar dari jantungku, dalam gerak yang tergambar dari nadiku. Karena aku tahu, ada tersisa banyak hal-hal besar yang belum kita lewati di bawah langit ini, di atas bumi ini, di dalam hati kita. Demikian aku merindukanmu, demikian aku benar-benar merasakannya.




Kapan Kau Datang Lagi?

Kapan kau datang lagi, membangunkanku tidur, mengingatkanku bahwa waktu itu berharga saat denganmu? Kapan kau datang lagi, menjemputku pergi, membawaku ke tempat yang kau pikir kita bisa tenang di sana? Kapan kau datang lagi, menemuiku yang tidak tahu bagaimana lagi jika tanpa kau? Kapan kau datang lagi? Kapan?




Sama-sama Di bawah Langit

Bila aku harus menjauhimu, aku akan memulainya dengan berjalan mundur. Aku akan menghayati lambai tanganmu di selangkah demi selangkah. Kemudian saat mataku mulai berkaca-kaca, aku akan berkedip untuk membiarkan pipiku pasah. Aku akan menangisi jarak sambil menaruh harap untuk melayang-layang di atas tanah. Karena sejauh apapun kita terpisah, kita hanya sama-sama di bawah langit, masih di dalam bumi yang tidak lelah berputar terus




Pada kenyataannya

Kau membasuh keringat di dahiku, kau memberikan aku semangat. Kau memberikan peluk yang hangat, kau mengerti benar airmataku. Kau menanyakan isi perutku, kau mengajakku makan, dan sesekali kau menyuapiku dengan tawa kecil yang bisa segera aku rindukan. Kau mengantarku pulang, kau menemuiku di tengah-tengah keramaian. Kau membuatku tetap tersenyum dan bertahan, sekalipun siang sudah berganti malam. Pada kenyataannya kau tidak mencintaiku, kau hanya seorang penyayang.




Untuk Kuatku

Kulihat jarum detik pada jam dinding di kamarku. Ia bergerak bagai penyorak, memberiku tarian penyemangat untukku tetap ingin mendapatkanmu. Mungkin ini maksud sang waktu, menunggu ketepatannya bukan berarti hanya berdiam diri, seperti mata kosong dari balik jendela yang menunggu kereta Santa Klaus lewat di langit. Tetapi inilah aku, tak genap aku tanpa hatimu. Aku tak bisa mengayunkan tanganku kemudian laut berdiri dengan ombaknya, bukan pula aku yang meletakkan satu persatu bintang di angkasa sampai kemudian nampak begitu indah. Maka aku sungguh mengerti, tidak hanya dengan aku menjetikkan jari lalu hatimu ada dalam genggaman. Kaulah bagian tersulit yang aku kenal dari suatu kebahagiaan.

Dengar! Seperti awan yang berjalan di atas kotaku yang membosankan ini, tak pernah sekalipun aku berpikir untuk berhenti dari niatku meneduhkanmu. Tidak hanya dengan hati aku mencintaimu, tetapi pula tenaga sebagaimana kau tercipta untuk jadi kuatku.

Suatu saat, di hari-hari epan yang menyenangkan, aku yakin, itu adalah hari untuk aku mengenang perjuanganku yang tak percuma ini; untukmu.




Geletar Yang Menggesa

Tolong, jangan buat aku surut akibat pujukan hati sendiri!

Aku memang tidak mengindahkan hala yang baik untuk menghidangkan bait per-bait dan kata per-kata, maka jika rentak nadanya tidak sesuai dengan telingamu idamkan, maafkan! Ini-itu adalah resah.

Jari per jari ini begitu didesak hati yang risau dan tergendala oleh rasa yang pelik
sehingga aku menebak, kalau menembakmu dengan peluru plastik yang konyol adalah lebih baik daripada didera rindu terus menerus.

Tolong, jangan buat aku berpikir lagi tentang sudah berapa hari aku telah mengenalmu, karena durasi satu detik memimpikan dirimu saja adalah harmoni.

Ini bukan fakta yang tanpa kesan dan jangan menyangka ini adalah tipuan, karena tidak mungkin aku menyuguhkannya kepada hati yang terkenal terbuat dari karang yang jelas tidak akan pernah mempan oleh helah muslihat zaman sekarang.

Jika simbol senyum adalah tanda suara hatimu yang berkenan..
aku janji, tidak akan sekali lagi membuatmu pusing.

Hari ini, aku geletar.




Jika Ini Cinta

Aku akan percaya ini cinta
jika bersamanya di bawah terik matahari
aku malah merasa teduh

Aku akan percaya ini cinta
jika terjebak dengannya di tengah serigala
aku tetap merasa tenang

Aku akan percaya ini cinta
jika menjauh dari Sang Pencipta
aku jadi merasa takut

dan aku akan percaya ini cinta
jika melihatnya tertawa dengan lepas
aku sudah merasa cukup