Selasa, 10 Desember 2013

Museum abadi Bulukumba yang terabaikan

11 November 2013 pukul 16:22

Kemarin, tanggal 10 November 2013 Bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan.
Sejatinya, semangat kepahlawanan bukan menjadi sekedar peringatan tahunan, akan tetapi harus menjadi semangat idealisme bangsa Indonesia sepajang tahun. Dengan hari Pahlawan tersebut, Kami dari "SEKOLAH SASTRA BULUKUMBA" Mengunjungi tempat bersejarah di Bulukumba yang tak lagi terawat.

Bulukumba adalah sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Memilki kekayaan alam yang mampu membuat para pelancong akan betah berlama-lama. Kekayaan dan keindahan alam Bulukumba yang telah ter expose sampai ke mancanegara adalah pantai pasir putih bira,daerah adat ammatoa,pembuatan perahu phinisi di tanah beru yang tentunya menjadi sasaran utama para pelancong baik nasional maupun internasional. Namun masih ada banyak lagi kekayaan alam bulukumba yang tak terjamah,salah satunya adalah Pantai Mandala Ria desa Lembanna Ara. Desa ini berjarak sekitar 30KM dari kota Bulukumba.

Sebuah pantai yang menyimpan sejarah perjuangan para pahlawan merebut kembali tanah air indonesia yang tepatnya di Desa Ara-Lembanna. Menurut informasi kepala desa Ara-Lembanna, Amar Ma'ruf mengatakan bahwa penamaan desa Ara diambil dari kejenuhan masyarakat setempat menanti janji yang tak kunjung datang, janji yang diberikan pemerintah untuk membentuk monumen perjuangan para pahlawan dalam pembebasan Irian barat yang tak kunjung ditepati. Ditengah kejenuhan itu pun masyarakat memproklamirkan sebuah kata " ara'ja " yang artinya tidak lagi mau nenati janji itu. Kata ini pun yang kemudian dijadikan nama desa tersebut.

Pantai Mandala ria merupakan pantai yang menyajikan panorama indah,kilauan pasir putih bersih berpadu dengan air laut jernih. Bebatuan besar ditumbuhi pohon rindang nan hijau membentang dihadapan pesisir pantai, kapal nelayan berbaris dengan menampakkan kilauan lampu diujung layar menambah indahnya pemandangan dipantai ini. Tak cukup itu, dibawah gemercik ombak yang saling beradu terdapat taman laut yang sangat eksotis, terumbu karang dengan berbagai biota laut tumbuh bebas diantara ikan-ikan yang berenang mengitari hijaunya laut, sungguh tempat yang sangat pas untuk para wisatawan menyelam menikmati indahnya taman bawah laut ini.

Sejarah penamaan Mandala Ria, karena di tempat inilah Panglima Mandala memesan 24 kapal pendarat dalam waktu yang sangat singkat untuk pembebasan Irian Barat dari dari tangan kolonial Belanda yang saat itu menguasai daerah tersebut. Dari 24 kapal kecil yang diisi pasukan bersenjata lengkap maka dinamakanlah dengan julukan "armada semut" karena hanya berangkat dengan kapal kecil tetapi menumbangkan segunung kolonial belanda dan berhasil menduduki beberapa tempat kekuasaan penjajah.

Selain pantainya yang berpasir putih, terdapat pula tempat-tempat menarik untuk dikunjungi, yakni Goa Passohara yang di dalamnya terdapat sumber mata air.  Goa Passohara terletak tidak jauh dari Pantai Mandala Ria, di dalam goa ini terdapat sumber mata air yang sudah berusia ribuan tahun, yang di peruntukan bagi masyarakat sekitar. Untuk menuju ke sumber mata airnya, kita harus menuruni bebatuan licin sedalam kurang lebih 30 meter. Karena celah nya yang sempit makanya sinar matahari kurang dapat masuk ke dalam goa ini.
Di tempat ini pula banyak wisatawan melewatkan waktunya untuk berenang. Tak jauh dari tempat tersebut terdapat pula Goa Passea yang merupakan situs pemakaman.

Filosofi dari nama gua PASSEA (Tersiksa) sendiri yakni dahulu kala gua ini dijadikan sebagai persembunyian maasyarakat saat di kejar para gerilyawan. Setelah lama bersembunyi dalam gua mereka pung kehabisan makanan sehingga para masyarakat pun mati kelaparan atau mati tersiksa (pacce). Kebenaran sejarah ini terbukti dengan adanya peti mati berukuran kurang lebih 4 meter yang ditemukan didalam gua.

Perjalan menuju pantai ini juga menyimpan sebuah cerita, Dahulu ada sebuah kapal yang mengangkut bahan peledak ilegal yang akhirnya disita. Peledakannya pun dilakukan di Bebatuan besar dan keras, Pasca meledaknya dapat membongkar bebatuan keras yang akhirnya digunakan sebagai akses masyarakat setempat untuk keluar masuk desa ini. Dapat dilihat buktinya di sisi kiri jalan menuju pantai mandala ria, terbapat lubang besar bekas ledakan.

Kami sangat berharap, Agar sekiranya pemerintah bulukumba dapat melirik daerah potensial tersebut serta memerhatikan perbaikan jalan, parawisata dan situs sejarah sehingga tak lagi menjadi Museum abadi Bulukumba yang terabaikan di mata masyarakat bulukumba khususnya dan para tourist internasional umumnya.

Semoga tulisan ini dapat menjadi bahan rujukan untuk masyarakat bulukumba dan untuk pemerintahan kab. Bulukumba khususnya bahwa masih banyak kawasan yang butuh perhatiaan lebih. Bukan cuma janji yang cenderung individualisme.